My Search


Mencari Jati Diri

                        Mencari jati diri,sepertinya sampai sekarang aku menjadi bingung sendiri, jati diri yang bagaimana yang harus aku cari, kemarin aku sempat berpikir bahwa aku telah paham dan menemukan jati diri itu sendiri, dan aku telah bertahan pada pikiran ku itu, dari mulai awal aku melangkah hingga titik terang yang ku temukan dan pada posisi puncak itu aku merasa telah menemukan jati diri ini.
                        Pada saat itu aku mulai berpikir, setelah mencari jati diri aku mau apa?, dan terlintas dibenakku aku ingin mencari tujuan hidup ku, agar aku memiliki arti didalam kehidupan ini, namun aku sungguh terkejut, ternyata aku terjatuh, aku sudah tidak dikenali lagi oleh orang luar, hanya orang kampungku sendirilah yang masih mengenali aku, namun aku masih cukup berlapang dada walau pun masih ada beberapa teman dari negara lain yang masih mengenal aku.
                        Sebaiknya aku lebih fokus saja dulu dalam mencari jati diri ini dan aku yakin benar jati diri itu nantinya akan menjadi pondasi yang kokoh bagi ku untuk berdiri menjadi manusia yang penuh arti dan mempunya tujuan hidup bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan bangsa dan negara.

Cara Efektif

Enam Cara Untuk Membuat Orang Lain Menyukai Anda
Prinsip 1
Jadilah sungguh-sungguh berminat terhadap orang lain.
Prinsip 2
Tersenyumlah.
Prinsip 3
Ingatlah nama seseornang adalah hal yang paling mengesankan
Dan paling penting bagi orang itu
Dalam bahasa apapun.
Prinsip 4
Jadilah pendengar yang baik.Dorong orang lain untuk
Berbicara tentang diri anda .
Prinsip 5
Bicarakan minat-minat orang lain.
Prinsip 6
Buat ornag lain merasa penting dan lakukan itu dengan tulus.

Memikat Orang Lain Mengikuti Cara Berfikir Anda
Prinsip 1
Satu-satunya cara untuk memperoleh manfaat paling banyak dari perdebatan
adalah menghindari perdebatan itu sendiri.
Prinsip 2
Perlihatkan respek terhadap pendapat orang lain.
Jangan pernah berkata ,”Anda Salah”.
Prinsip 3
Kalau anda salah akui dengan cepat dan simpatik.
Prinsip 4
Mulailah dengan cara yang ramah.
Prinsip 5
Usahakan orang lain mengucapkan “ya,ya”,
Dengan segera.
Prinsip 6
Biarkan orang lain yang lebih banyak bicara.
Prinsip 7
Biarkan orang lain merasa bahwa itu adalah idenya.
Prinsip 8
Cobalah dengan sungguh-sungguh melihat segala
Sesuattu dari sudut pandang orang lain.
Prinsip 9
Bersimpatilah dengan ide dan hasrat orang lain.
Prinsip 10
Imbaulah dengan motif-motif yang lebih mulia.
Prinsip 11
Dramatisir ide-ide anda.
Prinsip 12
Lemparkan tantangan.

Hukum Beralas Angin


Integritas Aparat Hukum Tambah Buram


Kapankah negara kita ini terbebas dari cap sebagai negara yang  paling subur oleh para koruptor, mungkin kita sulit untuk menahan sekaligus menghilangkan sifat yang kebanyakan tumbuh dari kecil.Banyak penegak hukum yang seharusnya menjalanakan tugas mereka sesuai dengan UUD yang telah diatur ,tetapi hanya karena biusan uanglah mereka bisa di permudahkan.
Publik kembali dikejutkan dengan kasus suap-menyuap yang melibatkan aparat penegak hukum. Urip Tri Gunawan, koordinator jaksa penyelidik kasus BLBI (bantuan likuiditas Bank Indonesia), tertangkap tangan menerima suap USD 600 ribu (Jawa Pos, 3/3/2008).
Entah sudah berapa kali kasus semacam ini (baca: suap-menyuap) terjadi di negeri ini, seakan publik telah "bosan" mendengar aparat penegak hukum yang menyelewengkan amanah rakyat.
Kasus yang mencoreng penegakan hukum di Indonesia itu sebenarnya hanya repetisi. Mari kita membuka daftar hitam praktik mafia peradilan di Indonesia. Tentu masih segar dalam ingatan kita pada saat KPK menangkap pengacara yang sedang menyuap panitera Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dan pegawai MA.
Kita tentu belum lupa dengan kasus dugaan suap-menyuap Irawady Joenoes, pejabat koordinator Bidang Pengawasan Kehormatan, Keluhuran Martabat, dan Perilaku Hakim Komisi Yudisial (KY), yang tertangkap basah menerima suap dari Freddy Santoso, penjual tanah dari PT Persada Sembada, Jakarta, sebesar Rp 600 juta dan 30 ribu dolar AS dalam pengadaan tanah untuk gedung KY.
Secara de facto, tentu mereka bukanlah orang yang tidak mengerti tentang supremasi hukum. Mereka adalah orang "berpendidikan" yang secara sadar mengetahui bahwa secara konstitusional terdapat UU No 31/1999 pasal 5 ayat 1 yang telah diamandemen dengan UU No 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang mengatur soal penyuapan dan pasal 11 UU No 31/1999 tentang Pemberian Hadiah.
Artinya, jika kasus penyuapan itu melibatkan orang awam, barangkali mereka masih memiliki alasan tidak mengerti tentang hukum. Lalu, kenapa justru orang yang mengerti hukum, bahkan aparat penegak hukum, yang secara terang-terangan melanggar ketentuan hukum? Itulah potret bahwa Indonesia masih krisis integritas aparat penegak hukum.
Di satu sisi, penangkapan Urip Tri Gunawan adalah prestasi berharga bagi pemerintah saat ini dalam upaya memberantas korupsi tanpa pandang bulu. Prestasi itu bisa diasumsikan KPK memang terus mendukung upaya pemerintah untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Agar dapat dipercaya bahwa pemerintahan SBY-JK benar-benar menjalankan apa yang dicita-citakan masyarakat.
Langkah KPK tersebut telah mengindikasikan adanya bentuk keberanian dalam mengawasi aparat penegak hukum, pejabat, agar pembiayaan dan anggaran bisa berjalan dengan baik.
Pada sisi lain, kasus suap yang melibatkan Urip Tri Gunawan semakin mengikis rasa hormat dan kepercayaan masyarakat kepada institusi-institusi hukum beserta individu-individu di dalamnya. Bukan tidak mungkin, tercemarnya nama baik Kejaksaan Agung sebagai sebuah institusi hukum, misalnya, adalah sebuah konsekuensi logis yang tidak bisa dihindari karena ulah salah satu aparat kejaksaan yang dapat disuap.
Pertanyaannya, kepada siapa masyarakat layak menaruh harapan dalam penegakan hukum jika aparat penegak hukum telah terbukti melanggar hukum?
Refleksi Kritis
Kasus suap yang melibatkan Urip Tri Gunawan harus diakui semua pihak bahwa Indonesia masih krisis integritas aparat penegak hukum. Fenomena itu perlu dijadikan refleksi bagi pihak terkait seperti DPR untuk membenahi sistem perekrutan orang-orang yang akan duduk di lembaga hukum.
Subjektivitas personal, seperti kedekatan dengan salah satu partai, ataupun pemberitaan media mengenai loyalitas kinerjanya, tidak harus menjadi acuan utama dalam memilih orang-orang sebagai "penegak hukum". Sebab, belum tentu hal itu akan menjamin integritas seseorang dalam menegakkan keadilan.
Terbukti, meski Urip Tri Gunawan telah menapaki karir sebagai jaksa di Kejaksaan Agung, termasuk salah seorang jaksa yang "berteriak" menuntut mati Amrozi dan Imam Samudra, ternyata dia masih "tergiur" dengan suap. Untuk itu, ke depan dalam sistem penempatan para penegak hukum harus mempertimbangkan aspek-aspek lain, misalnya aspek etika dan moral, aspek religiusitas, aspek dedikasi, maupun aspek-aspek lain.
Selain itu, meski kasus tersebut bersifat individual dan bukan institusional, publik tetap menilai kasus itu melibatkan dua institusi penegak hukum, yaitu KPK dan Kejaksaan Agung.
Untuk itu, keduanya perlu menunjukkan independensi dan sikap bijak sebagai lembaga hukum. Meski tersangka adalah jaksa di Kejaksaan Agung, lembaga tersebut tetap harus membantu KPK dalam pengusutan kasus penyuapan yang melibatkan anggotanya. Artinya, sikap kooperatif harus ditunjukkan demi upaya penegakan hukum.
Masyarakat mungkin memprediksi akan terjadi kontradiktif antara KPK dan Kejaksaan Agung dalam penanganan kasus Urip Tri Gunawan. Karena itu, semua pihak, khususnya Kejaksaan Agung, harus menghormati segala proses hukum yang dilakukan KPK. KPK juga harus menunjukkan profesionalisme dalam menangani kasus tersebut. Semoga !
Sangatlah sulit untuk menghilangkan sifar kekurang puasan dalam pribadi orang ,tapi,mereka juga harus berkaca , Apa itu baik buat karir dan kehidupannya ???
Hanya kerugianlah yang akan mereka dapatkan .
Semoga penegakan hukum di indonesia ini tidak semudah kapas yang mudah diombang-ambingkan ,para penegak hukum harus slalu menjaga amanat yang di titipkan paadanya .
SEMOGA HUKUM NEGARA KITA MENJADI SEPERTI YANG DIIMPIKAN DULUNYA.
 

News


Hot inside
  1. Jantung manusia mempunyai tekanan yang cukup besar sampai-sampai bias menyemprotkan darah sejauh 90 meter.
  2. jika 2/3 bagian hati manusia dikurangi akibat luka atau operasi, bagian tersebut akan pulih hingga ukuran normal dalam waktu sebulan.
  3. Koala memiliki ibu jari yang kembar.
  4. Cuma butuh waktu 8 menit agar cahaya matahari sampai kepermukaan bumi,Jadi, yang kita lihat di bumi Cuma selang 8 menit sesudah benar-benar terjadi.
  5. Di daratan eropa pada jaman abad pertengahan ,orang-orang meminum campuran air dengan bubuk emas untuk mengurangi rasa sakit pada luka yang cukup berat ( Don’t try this at home)
  6. Medan magnet dikutup utara selalu bergeser sekitar 7 meter setiap hari.
  7. Cermin 2 arah bias dites dengan meletakkan ujung jari dipermukaannya, kalau ada jarak diantara bayangan dan ujung jari, berarti itu cermin biasa . Sebaliknya, berarti cermin 2 arah.
  8. Seseorang yang tersesat di hutan atau gunung, bias memanfaatkan sepatunya sebagai bahan makanan karenya kulit punya cukup kandungan nutrisi untuk mempertahankan hidup meski dalam waktu sinkat.
Nilai Sebuah Senyuman
1. Dia tidak Meminta Bayaran, namun menciptakan banyak.
2. Dia memperkaya mereka yang menerimanya,tanpa membuat melarat mereka yang memberinya.
3. Dia terjadi hanya sekejap anamun kenangan tentangnya kadang-kadang bertahan selamanya.
4. tak seorangpun yang meskipun begitu kaya mampu bertahan tanpa dia,dan tak seorangpun yang begitu miskin tetapi menjadi lebih kayak arena manfaatnya.
5. Dia menciptakan kebahagiaan dirumah ,mendukung niat baik dalam bisnis,dan merupakan tanda balasan dari kawan-kawan .
6. dia memberi istirahat untuk rasa letih,sinar terang untuk rasa putus asa,sinar mentari bagi kesedihan,dan penangkal alam bagi kesulitan.
7. Namun mereka tidak bias dibeli ,dimohon, dipinjam,atau dicari,karena dia adalah sesuatu yang tidak berguna sebelumdiberikan kepada orang lain.
8. Dan apabila pada menit terakir kesibikan,semua dimana sebagian para pelayan penjual kami menjadi terlalu lelah untuk memberi anda senyuman,bolehkah kami meminta anda meninggalkan seulas senyumam anda.
9. KArena tak seorangpun yang begitu lebih membutuhkan senyuman dari pada mereka yang tidak punya lagi yang tersisa untuk diberikan.a

Dalam Diri

Sikap


Semakin lama saya hidup, semakin saya sadar
Akan pengaruh sikap dalam kehidupan
Sikap lebih penting daripada ilmu,
daripada uang, daripada kesempatan,
daripada kegagalan, daripada keberhasilan,
daripada apapun yang mungkin dikatakan
atau dilakukan seseorang.
Sikap lebih penting
daripada penampilan, karunia, atau keahlian.
Hal yang paling menakjubkan adalah
Kita memiliki pilihan untuk menghasilkan
sikap yang kita miliki pada hari itu.
Kita tidak dapat mengubah masa lalu
Kita tidak dapat mengubah tingkah laku orang
Kita tidak dapat mengubah apa yang pasti terjadi
Satu hal yang dapat kita ubah
adalah satu hal yang dapat kita kontrol,
dan itu adalah sikap kita.
Saya semakin yakin bahwa hidup adalah
10 persen dari apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita,
dan 90 persen adalah bagaimana sikap kita menghadapinya.
                              

Jangan Takut di Gigit Gajah

     

Semakin lama saya hidup, semakin saya sadar
Akan pengaruh sikap dalam kehidupan
Sikap lebih penting daripada ilmu,
daripada uang, daripada kesempatan,
daripada kegagalan, daripada keberhasilan,
daripada apapun yang mungkin dikatakan
atau dilakukan seseorang.
Sikap lebih penting
daripada penampilan, karunia, atau keahlian.
Hal yang paling menakjubkan adalah
Kita memiliki pilihan untuk menghasilkan
sikap yang kita miliki pada hari itu.
Kita tidak dapat mengubah masa lalu
Kita tidak dapat mengubah tingkah laku orang
Kita tidak dapat mengubah apa yang pasti terjadi
Satu hal yang dapat kita ubah
adalah satu hal yang dapat kita kontrol,
dan itu adalah sikap kita.
Saya semakin yakin bahwa hidup adalah
10 persen dari apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita,
dan 90 persen adalah bagaimana sikap kita menghadapinya.

Raja Jalanan


Ritual Jalanan Anak Muda
                                                                                                                                     By Olga Agusvina

               Balapan,sebuah ritual jalan yang tak asing. Kegiatan yang membuat jalan bagai monster yang menjadikan para pengendara alat transportasi sebagai mangsa empuk. Tapi,mengetahui hal seperti ni banyak kerugiannya, siswa-siswa yang mengendarai sepeda motor malah tak jera .justru para siswa akan tancap gas hingga kecepatan kendaraan bermotornya di atas normal.apalagi sering terdengar kabar balap malam sering dipelopori oleh para penerus bangsa yang masih berseragam abu-abu. Bukankah seharusnya para siswa berhati-hati karena masa depannya masih terhampar luas ?tapi kenapa siswa Indonesia malah asyik kebut-kebutan setiap berangkat dan pulang sekolah tanpa peduli akan keselamatan.
              Masa remaja merupakan masa-masa labil bagi seorang manusia.Mengejar trend merupakan kebiasaan generasi muda yang masih sibik mencari jati diri yang masih terpendam. Tapi,sesungguhnya jati diri bias ditemukan lewat belajar.
              Kecenderungan setiap insane yang masih mencari jati diri menginginkan jati dirinya bagus.Tapi,hal-hal buruk masih saja dilakoni seperti berbalap-balap ria .Padahal,pada dasarnya balapan justru akan membawa dampak buruk pada sikap-sikap remaja.Buktinya geng nero yang pernah marak ditampilkan di televise juga berawal dari kendaraan bermotor . Serta banyak remaja yang kecanduan narkoba dan miras karena balap malam.
              Berkaitan dengan ketidak tertiban yang terjadi di Indonesia dalam berkendaraan sesungguhnya para Polantas juga bertanggung jawab. Siswa yang sering berbalaban terkadang tidak memiliki SIM atau mungkin siswa yang seharusnya bulum cukup umur untuk memiliki SIM. Polisi seharusnya memikirkan masa depan para siswa yang membuat SIM secara illegal, apakah baik untuknya atau tidak. Bahkan pembuatan SIM untuk anak dibawah umur malah tak menggunakan tes. Lalu apa gunanya SIM kalau sesungguhnya para penggunanya tak mengerti tata cara yang baik untuk berkendara.
             Selain itu masih banyak cara yang bias kita tiru dari Negara lain. Di luar negeri ,sekolah-sekolah rela menyediakan kendaraan(bus sekolah) untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Juga banyak sekolah yang menerapkan sistim asrama.Tapi, di Indonesia tercinta hal ini masih merupakan hal yang aneh. Andai Indonesia mau menerapkan progam seperti ini,mungkin kecelakaan yang terjadi pada siswa bias diminimalkan dan tak terlalu beresiko terhadap masa depan bangsa yang lebih baik.
top